Dalam dunia politik, seperti halnya dalam sulap, apa yang dilihat dan dirasakan oleh audiens tidak selalu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya. Sulap, yang biasanya dianggap sebagai bentuk hiburan, sebenarnya menawarkan banyak pelajaran penting tentang bagaimana perhatian, persepsi, dan keputusan manusia dapat dimanipulasi dengan halus. Dalam konteks pemilu, prinsip-prinsip seperti misdirection, forcing, dan strategic positioning dapat menjadi alat yang sangat efektif bagi politikus untuk mempengaruhi pemilih.
Apa Itu Misdirection, Forcing, dan Strategic Positioning?
Misdirection
Misdirection adalah teknik dalam sulap yang digunakan untuk mengalihkan perhatian audiens dari apa yang sebenarnya terjadi. Pesulap membuat penonton fokus pada hal yang tidak penting sehingga mereka melewatkan aksi utama yang terjadi di depan mata mereka. Dalam kampanye politik, misdirection bisa digunakan untuk mengalihkan perhatian pemilih dari isu yang merugikan calon. Misalnya, jika seorang calon menghadapi skandal, mereka mungkin mencoba mengangkat isu lain yang lebih positif atau menyerang lawan politiknya pada isu kontroversial yang tidak berkaitan langsung dengan skandal tersebut. Contohnya, jika ada masalah dengan kebijakan ekonomi yang diusung oleh calon tersebut, mereka mungkin mengalihkan perhatian dengan berbicara tentang kesuksesan di bidang kesehatan atau pendidikan.
Forcing
Forcing adalah teknik sulap di mana pesulap membuat audiens merasa mereka memiliki kebebasan memilih, padahal sebenarnya pilihan mereka sudah ditentukan. Dalam debat politik, seorang calon bisa menggunakan forcing dengan membingkai pertanyaan atau jawaban sehingga hanya ada satu jawaban logis yang tampak benar bagi pemilih, meskipun sebenarnya ada banyak alternatif lain. Sebagai contoh, seorang calon mungkin bertanya kepada pemilih, “Apakah Anda ingin ekonomi yang lebih kuat dan lebih banyak lapangan kerja, atau apakah Anda ingin stagnasi?” Pertanyaan ini memaksa pemilih untuk mendukung ekonomi yang lebih kuat tanpa memberikan alternatif lain, seolah-olah hanya ada dua pilihan ekstrem.
Strategic Positioning
Strategic positioning adalah teknik di mana objek atau informasi ditempatkan pada posisi tertentu yang lebih menonjol sehingga lebih mungkin diperhatikan dan dipilih oleh audiens. Dalam kampanye, strategic positioning bisa berupa penempatan pesan atau iklan politik di lokasi yang sangat terlihat oleh pemilih, seperti papan reklame di jalan utama, atau penempatan artikel di media sosial yang diatur agar muncul lebih sering di feed pemilih yang ditargetkan. Selain itu, dalam debat atau diskusi, calon bisa menggunakan posisi fisik di panggung untuk menegaskan dominasi atau kedekatan dengan audiens, seperti berdiri lebih dekat ke kamera atau menggunakan bahasa tubuh yang mengarahkan perhatian ke poin-poin kunci yang ingin disampaikan.
Mengapa Penting Memahami Prinsip-Prinsip Ini dalam Pemilu?
Pemilu bukan hanya tentang siapa yang memiliki kebijakan terbaik, tetapi juga tentang bagaimana calon menyampaikan pesan mereka dan mempengaruhi persepsi pemilih. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, seorang politikus dapat secara efektif membentuk opini publik dan mengarahkan keputusan pemilih tanpa mereka sadari.
- Misdirection memungkinkan politikus untuk menghindari atau meminimalkan dampak negatif dari isu-isu yang merugikan mereka dengan mengarahkan perhatian pemilih ke isu lain yang lebih menguntungkan.
- Forcing memberikan ilusi kebebasan kepada pemilih, padahal pilihan mereka sudah diarahkan. Ini sangat efektif dalam situasi di mana pilihan yang sebenarnya tidak ideal harus disembunyikan atau dipoles agar terlihat lebih menarik.
- Strategic positioning memastikan bahwa pesan-pesan kunci selalu berada di depan dan pusat perhatian pemilih, membuat mereka lebih mungkin diingat dan diinternalisasi.
Penerapan Teknis dalam Pemilu
Misdirection dalam Kampanye Digital
Jika ada berita negatif tentang seorang calon yang mulai tersebar di media, tim kampanye bisa merespons dengan cepat melalui media sosial, mengarahkan perhatian publik pada inisiatif baru yang positif seperti peluncuran program kesehatan masyarakat. Ini tidak hanya mengalihkan perhatian dari berita negatif tetapi juga memperkuat citra positif calon di mata pemilih.
Forcing dalam Debat Televisi
Seorang calon mungkin merancang jawaban yang tampaknya memberikan banyak pilihan kepada pemilih, tetapi sebenarnya mengarahkan mereka pada kesimpulan yang diinginkan. Misalnya, “Apakah kita harus terus berada di jalur yang aman dan memajukan pendidikan, atau mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba dan berisiko kehilangan apa yang sudah kita capai?” Ini memaksa pemilih untuk memilih stabilitas meskipun alternatif lain mungkin layak dipertimbangkan.
Strategic Positioning dalam Iklan Politik
Penempatan iklan di jam tayang utama atau di media sosial yang ditargetkan secara spesifik pada demografi pemilih yang rentan bisa sangat efektif. Selain itu, menggunakan teknik visual seperti warna mencolok atau musik yang kuat untuk membuat iklan lebih menarik secara emosional dapat memastikan bahwa pesan tersebut tetap ada di pikiran pemilih lebih lama.
Kesimpulan
Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip misdirection, forcing, dan strategic positioning dalam kampanye politik memberikan politikus keunggulan signifikan dalam mengarahkan opini publik dan keputusan pemilih. Seperti dalam sulap, apa yang dilihat dan dipikirkan oleh pemilih bisa dimanipulasi untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Namun, menggunakan strategi ini dengan bijak dan etis sangat penting. Meskipun teknik ini bisa sangat efektif, penggunaan yang berlebihan atau manipulatif bisa merusak kepercayaan publik. Keseimbangan adalah kunci untuk mencapai hasil yang optimal tanpa mengorbankan integritas.
Daftar Bacaan
- Barnhart, A. S., & Goldinger, S. D. (2014). Blinded by magic: Eye-movements reveal the misdirection of attention. Frontiers in psychology, 5, 1461.
- Dean, C. E., Akhtar, S., Gale, T. M., Irvine, K., Wiseman, R., & Laws, K. R. (2021). Development of the Paranormal and Supernatural Beliefs Scale using classical and modern test theory. BMC psychology, 9(1), 98.
- Gronchi, G., & Zemla, J. C. (2021). Cognitive style predicts how people explain mental magic tricks. Acta Psychologica, 218, 103347.
- Kuhn, G., Pailhès, A., & Lan, Y. (2020). Forcing you to experience wonder: Unconsciously biasing people’s choice through strategic physical positioning. Consciousness and cognition, 80, 102902.
- Lan, Y., Mohr, C., Hu, X., & Kuhn, G. (2018). Fake science: The impact of pseudo-psychological demonstrations on people’s beliefs in psychological principles. PloS one, 13(11), e0207629.
- Lewry, C., Curtis, K., Vasilyeva, N., Xu, F., & Griffiths, T. L. (2021). Intuitions about magic track the development of intuitive physics. Cognition, 214, 104762.
- Mohr, C., & Kuhn, G. (2020). How stage magic perpetuates magical beliefs. Mind reading as a cultural practice, 93-106.
- Olson, J. A., Amlani, A. A., Raz, A., & Rensink, R. A. (2015). Influencing choice without awareness. Consciousness and cognition, 37, 225-236.
- Olson, J. A., Demacheva, I., & Raz, A. (2015). Explanations of a magic trick across the life span. Frontiers in psychology, 6, 219.
- Pailhès, A., Rensink, R. A., & Kuhn, G. (2020). A psychologically based taxonomy of magicians’ forcing techniques: How magicians influence our choices, and how to use this to study psychological mechanisms. Consciousness and cognition, 86, 103038.
- Rensink, R. A., & Kuhn, G. (2015). A framework for using magic to study the mind. Frontiers in psychology, 5, 1508.
- Tosyali, F., & Aktas, B. (2021). Does training analytical thinking decrease superstitious beliefs? Relationship between analytical thinking, intrinsic religiosity, and superstitious beliefs. Personality and Individual Differences, 183, 111122.
- Ward, S. J., & King, L. A. (2020). Examining the roles of intuition and gender in magical beliefs. Journal of Research in Personality, 86, 103956.
- Wilson, K., & French, C. C. (2014). Magic and memory: using conjuring to explore the effects of suggestion, social influence, and paranormal belief on eyewitness testimony for an ostensibly paranormal event. Frontiers in psychology, 5, 1289.